Kamis, 04 Oktober 2018


Nama : Afif Zaenal 
NPM : 15120096




Filafat pendidikan Ki Hajar Dewantoro
 Sejarah pendidikan di Indonesia, dengan seorang tokoh pemikir, perumus dan pelaksana revolusi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, merupakan filsuf pendidikan yang hidup pada zaman pergerakan kebangkitan nasional dan zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara berhasil mewujudkan penerapan pemikiran, kebijakan, serta praktik-praktik pendidikan ke dalam sebuah institusi pendidikan yang sangat terkenal pada zamannya. Institusi pendidikan itu adalah perguruan Taman Siswa. Ajaran dan pandangan filsafat Ki Hadjar Dewantara yang sangat menekankan model pendidikan yang bersifat nasional keindonesiaan menyadarkan rakyat pribumi untuk menjadi kesatuan dalam pergerakan nasional dalam melawan kolonialisme Belanda pada abad yang lalu. Pendidikan menurut Ki Hajar adalah suatu daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan guna memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. Pendidikan nasional menurut paham Ki hadjar Dewantara merupakan pendidikan yang beralaskan pada garis hidup bangsanya (cultureel-national) dan ditujukan untuk keperluan peri kehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama dengan bangsa lain untuk kemuliaan segenap manusia diseluruh negara. Pendidikan Ki hadjar menekankan pada pelestarian budaya Indonesia dan memanusiakan kodrati hidup anak. Sehingga Ki Hadjar sendiri tidak menerapkan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dalam kependidikannya, sangat berbeda dengan pendidikan dunia barat. Dalam pendidikan dunia barat, anak yang terlambat justru akan diberikan hukuman atau denda sebagai sanksi atas keterlambatannya. Tetapi Ki Hadjar tidak menerapkan hal yang demikian, jika hal tersebut dilakukan pada anak, maka ketika anak itu dewasa ia tidak akan bekerja jika tidak diperintah, hal ini sangat bertolak belakang dengan kodrati hidup manusia. Di Taman Siswa ketika ada anak yang terlambat, ia tidak akan diberi hukuman atau denda, tetapi ia akan diberi tambahan waktu untuk belajar sesuai dengan waktu keterlambatannya, sebagai pengganti dari waktu belajar yang hilang karena terlambat tadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar