Nama : Afif Zaenal
NPM : 15120096
Filafat pendidikan Ki Hajar Dewantoro
Sejarah pendidikan di Indonesia, dengan seorang
tokoh pemikir, perumus dan pelaksana revolusi pendidikan Ki Hadjar Dewantara,
merupakan filsuf pendidikan yang hidup pada zaman pergerakan kebangkitan
nasional dan zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini Ki Hajar
Dewantara berhasil mewujudkan penerapan pemikiran, kebijakan, serta
praktik-praktik pendidikan ke dalam sebuah institusi pendidikan yang sangat
terkenal pada zamannya. Institusi pendidikan itu adalah perguruan Taman Siswa.
Ajaran dan pandangan filsafat Ki Hadjar Dewantara yang sangat menekankan model
pendidikan yang bersifat nasional keindonesiaan menyadarkan rakyat pribumi
untuk menjadi kesatuan dalam pergerakan nasional dalam melawan kolonialisme
Belanda pada abad yang lalu. Pendidikan menurut Ki Hajar adalah suatu daya upaya untuk
memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa bagian-bagian
tersebut tidak boleh dipisahkan guna memajukan kesempurnaan hidup, yakni
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Pendidikan nasional menurut paham Ki hadjar Dewantara merupakan pendidikan yang
beralaskan pada garis hidup bangsanya (cultureel-national) dan ditujukan untuk keperluan peri kehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat
bekerja bersama dengan bangsa lain untuk kemuliaan segenap manusia diseluruh
negara. Pendidikan Ki hadjar menekankan pada pelestarian budaya Indonesia dan
memanusiakan kodrati hidup anak. Sehingga Ki Hadjar sendiri tidak
menerapkan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dalam kependidikannya, sangat berbeda dengan pendidikan
dunia barat. Dalam pendidikan dunia barat, anak yang terlambat justru akan diberikan
hukuman atau denda sebagai sanksi atas keterlambatannya. Tetapi Ki Hadjar tidak
menerapkan hal yang demikian, jika hal tersebut dilakukan pada anak, maka
ketika anak itu dewasa ia tidak akan bekerja jika tidak diperintah, hal ini
sangat bertolak belakang dengan kodrati hidup manusia. Di Taman Siswa ketika
ada anak yang terlambat, ia tidak akan diberi hukuman atau denda, tetapi ia
akan diberi tambahan waktu untuk belajar sesuai dengan waktu keterlambatannya,
sebagai pengganti dari waktu belajar yang hilang karena terlambat tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar